June 24, 2008

Radio dan TV

Media telah menjadi industri, siapa yang berani membantah hal tersebut di era sekarang artinya di era industri yang telah di mulai beberapa abad lalu di negeri ratu elizabet tersebut jika media tidak berorientasi pasar maka hitunglah hari media tersebut akan mati dengan sendirinya. Teori bisnis mengatakan “Pasar adalah esensi bagi dunia usaha, maka pengusaha dan perusahaan yang berorientasi pasarlah yang akan sukses.

Apakah yang menjadi tolak ukur kesuksesan sebuah media, jumlah pendengar bagi radio,jumlah penonton bagi televisi, ya itu memang salah satu kesuksesan bagi media-media tersebut, tetapi bila tidak diiringi oleh pemasukan melalui iklan tentu media –media tersebut belum dikatakan sukses secara ekonomis.maka media-media tersebut harus terus melakukan inovasi-inovasi program dan berita yang berkualias yang mampu memenuhi selera pasar dan kemudian iklan akan berdatangan sehingga pemasukan perusahaan akan meningkat dan kemudian perusahaan media akan terus hidup dengan terjaminnya kesejahteraan karyawan.

Program berkulitas untuk televisi apakah akan menjamin penonton menjadi tinggi? Bila merujuk pada rating apakah program-program yang ratingnya tinggi pada televisi dikatakan program yang berkualitas,Acara yang berkualitas dalam arti sesuai dengan misi media untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan sesuai dengan norma-norma masyarakat belum tentu mempunyai rating tinggi dan sebaliknya tontonan cengeng berupa sinetron cinta-cinta’an,dukun dan klenik,reality show yang kadar pendidikannya rendah mempunyai rating dan sambutan yang tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Radio telah melakukan penentuan sasaran pendengarnya dengan menetukan S.E.S (Social Economi Status) bagi pendengarnya walaupun TV juga telah melakukan hal tersebut tapi radio dikota-kota besar penentuan S.E.S oleh radio ini sangat berpengaruh karena radio punya coverage area yang sangat terbatas dan pendengar yang demikian dinamis dibandingkan televisi dan juga persaingan antar station radio yang sedemikian ketat hingga mau tidak mau radio harus terus berinovasi dengan program-program yang tidak hanya menarik pendengar dengan program yang sekedar memenuhi standar kelas dalam masyarakat tetapi juga memasukkan unsur pendidikan pada S.E.S yang di sasar.

Bagaimapun pasar telah memilih salah satu TV atau Radio mendapatkan rating tinggi akan tetapi kalau hal itu tidak sebanding dengan pemasukan perusahaan lewat iklan ataupun iklan banyak tentu hal tersebut perlu dipertanyakan lagi terhadap perusahaan tersebut bagaimana cara pengelolaannya alias perusahaan juga harus jeli untuk berhitung.Hal ideal memang yang dilakukan sesuai dengan teorinya membuat program yang berkulitas tinggi dengan biaya yang seminimal mungkin diterima oleh audiens sebenyak-banyaknya dan kemudian perusahaan lain yang butuh media untuk mengiklan produknya percaya sama program tersebut, berarti ada tiga hal yang menjadi tulang punggung dari radio dan TV yaitu Manajemen perusahaan itu sendiri, masyarakat, perusahaan pengiklan.

Dibutuhkan tidak hanya pembacaan terhadap pasar yang mempuni oleh manajemen perusahaan itu tetapi juga bagaimana mendorong bagaimana tim bisa bekerja lebih kuat dan lebih cerdik untuk terus memperoleh kepercayaan dari perusahaan pengiklan,apalagi bila itu adalah perusahaan baru yang harus melawan perusahaan lama yang sudah mapan dalam artian manajemen dan iklan, dimana selain bersaing dengan tim marketing perusahaan mapan trsebut juga harus dengan susah payah memperkenalkan nama perusahaan di tengah nama perusahaan lain yang sudah mempunyai image yang lebih, walaupun belum tentu sebuah radio atau TV yang mempunyai image product di mata perusahaan pengiklan punya rating tinggi di masyarakat (walaupun itu atas dasar perhitungan oleh ABG Nielson).

No comments: