Pidato dan Puisi Bung Tomo | for everyone |
" Saudara - saudara... kita pemuda-pemuda...rakyat Indonesia disuruh datang membawa senjata kita kepada Inggris dengan membawa bendera putih, tanda bahwa kita menyerah dan takluk kepada Inggris. Inilah jawaban kita, jawaban pemuda-pemuda...rakyat Indonesia: Hai Inggris, selama banteng-banteng, pemuda-pemuda Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membuat secarik kain putih menjadi merah dan putih...selama itu kita tidak akan menyerah. Teman-temanku seperjuangan... terutama pemuda-pemuda Indonesia, kita terus berjuang, kita usir kaum penjajah dari bumi kita Indonesia yang kita cintai ini...Sudah lama kita menderita, diperas, diinjak-injak. Sekarang adalah saatnya kita rebut kemerdekaan kita. Kita bersemboyan: KITA MERDEKA ATAU MATI. ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR...ALLAHU AKBAR...MERDEKA! "
Puisinya menggugah hati dua pemimpin :
Kepada DWITUNGGAL
SOEKARNO-HATTA
Dengarkan wahai dua pelita!
Jeritan jantungku ini!
Bukakan dadamu!
Bukakan jantungmu!
Dimana detikan darah patriotmu terasa!
Gumpalan awan
sedang menutup
Cahaya baskara di negeri kita,
Belumkah kau dengar?
Hati menggetar
Pecinta Nusa yang sedang gusar?
Ya TUHANKU seru sekalian alam,
Gerakkanlah jantung mereka,
Gerakkanlah tangan mereka,
Agar berjabat, erat-erat!
Hindarkan Nusaku
Hindarkan rakyatku
Dari bencana
Sudah cukup darah membasah
Sudah cukup airmata tertumpah,
Diatas bumi
Pertiwi sakti
Jakarta, 4 Maret 1958
Puisinya untuk Isterinya:
ISTERIKU
Bersih, kasih, murni
Kau datang
Sedang aku seorang
Mengenang diri
Kau ajak
Aku berhak
Melepas tirta suci!
Pelukmu
Ciummu
Membakar
Berkobar
Tubuhku
tergetar
Isteriku, aku puas
Meskipun
Hiburanmu...
terbatas !
Pudak, malam hari
5 Mei 1949
Puisinya tentang Mahasiswa :
K.A.M.I
Tenanglah!
Ada kuliah
Kusuma bangsa sedang berjoang
Menuntut ilmu mencapai terang
Ilmu statistik memecah otak
Yang lain lagi membuat botak
Disiplin ketat
Wajib mencatat
Lidah dosen nan bersilat
Jari-jari sehalus sutera
Nampak menari diatas kertas
Tenang
Damai, mutlak aman
lingkungan ini
Dibelakang kaca yang tebal
Sayu berkedip mata yang sabar
Angin meniup sang rambut ikal
Tidak menarik pandangan nyasar
Sang dosen pusat
Pusat segala
Bila tak hendak
Ujian rusak
Lalu terisak
Puisinya di hari idul fitri :
Jakarta, Lebaran 1981
Assalamualaikum wr. wb.
Saudara...sekeluarga
Alangkah indahnya hidup ini
Bila tiba Idul fitri
Pada waktu mana diri ini
Terasa terlahir kembali
Lalu ingat pada teman
Atau merasa diingat kawan
Sungguh sejuk udara di taman
Semerbak wangi bunga di taman
YA ALLAH TUHAN YANG ESA
Getaran hati ini sungguh terasa
Mohonkan kekuatan ketabahan
Juga bagi teman seiman
Lurus jalan yang DIKAU tunjuk kini
Lurus jalan kan ditempuh
Kita semua sesama teman, hambaMu ini,
Saling memaafkan tanpa rapuh
Tomo (Bung Tomo)
sekeluarga
dari buku: Bung Tomo Suamiku, di tulis istrinya Bung Tomo, Sulistina Soetomo.
No comments:
Post a Comment