July 09, 2008

The Beatles

Inspirator Beatles dari Indonesia
Nusantara HK Mulkan
The Tielman Brothers
(indorock.pmouse.nl)
Apa yang Anda bayangkan dari musik rock 'n' roll? Keras, cepat, liar, dan hal-hal yang bersifat energik dari musik itu. Tahukah Anda, rock 'n' roll tertua justru dimainkan band yang anggotanya berasal dari Indonesia?

Menyebut rock 'n' roll pada era 1950 dan 1960-an, umumnya yang terbayang adalah Chuck Berry, Bill Haley, Elvis Presley, The Beatles, atau The Rolling Stones. Namun, pernahkah Anda mendengar nama The Tielman Brothers?

Ironis memang. Di saat publik musik Eropa, khususnya Belanda mengaguminya, di kampung halaman asal band ini, namanya justru nyaris tak terdengar. Yang mengejutkan, gaya permainan grup musik asal Maluku ini ternyata menginspirasi sejumlah band dunia seperti The Beatles.

Jauh sebelum penikmat musik rock terpukau dengan permainan liar gitaris Jimi Hendrix pada 1967, Andy Tielman, gitaris The Tielman Brothers, telah melakukannya pada 1956. Artinya, 11 tahun sebelum Hendrix bermain gitar di belakang kepala atau dengan menggunakan gigi.

Dalam situs youtube, terlihat jelas gaya Andy yang liar saat memainkan gitar dalam lagu Rock Little Baby Of Mine pada 1958. Di antaranya, dengan menggunakan gigi, kaki, bahkan stik drum.

Fakta ini tentu saja mengejutkan. Di saat itu grup musik rock 'n' roll pada umumnya memainkan musik yang untuk ukuran saat ini tergolong 'santun' dan hanya sesekali bergoyang kiri kanan. Bahkan, paling jauh hanya menggoyangkan tangan dan kaki mengikuti irama. Namun, The Tielman Brothers justru telah mempelopori gaya liar dengan bermain gitar di belakang kepala hingga berguling-guling di lantai.

Kabarnya, The Beatles pun sangat mengagumi permainan The Tielman Brothers. Permainan bas Ponthon Tielman, mengundang decak kagum Paul McCartney, pemain gitar bas The Beatles, saat grup musik legendaris itu menyaksikan permainan mereka di sebuah klub di Hamburg, Jerman. Pasalnya, itulah pertama kalinya Paul melihat Bass Violin Hofner.

Sementara di majalah Rolling Stone pada akhir 1960-an, George Harrison, gitaris The Beatles, sempat menjuluki Andy Tielman sebagai 'Andy, the Indo-Man', setelah terkesima usai menyaksikan permainan Andy pada lagu Java Guitars di Top To Club, Hamburg. George tercengang saat menyaksikan permainan Andy yang saat itu telah memakai gitar Fender Jazz Masters yang dirancang khusus dengan 10 senar.

Cees Bakker, seorang peneliti asal Belanda, menyebutkan, pada 1961, Andy Tielman telah mengganti gitarnya dari Gibson Les Paul menjadi Olympic White Jazz Masters. Pasalnya, Andy merasa suara gitar barunya terlalu tipis, sehingga ia memodifikasi sendiri gitar itu menjadi bersenar 10 dan mendapatkan sound baru.

Suara 'aneh' dari gitar itu tentu saja membuat orang penasaran. Sehingga, dalam beberapa kali penampilannya saat berada di atas panggung, Andy menutupi kepala gitarnya dengan handuk.

Bahkan, perusahaan gitar Fender sempat mengirimkan seorang perwakilan mereka untuk melihat gitar unik Jazz Masters bersenar 10 milik Andy dan menawarkan kerja sama. Namun agaknya, kerja sama itu tidak terjalin karena tidak terbangun kesepakatan.

Dalam buku Dangerous Crossroads karya George Lipsitz (1998), tertulis permainan liar empat pemuda warga negara Belanda ini menuai popularitas di Eropa. Sehingga akhirnya mereka memiliki banyak penggemar fanatik di Hamburg, Jerman.

Awalnya, grup musik ini bernama TheTimor Rhytm Brothers dengan formasi lima bersaudara Tielman. Kemudian berubah menjadi The Four Tielman Brothers dengan personel empat orang, yaitu Andy pada gitar, Reggie pada gitar rhytm, Phonton pada double bass, dan Loulou pada drum. Sementara kedua orang tua mereka, Herman Tielman dan Flora Lorine Hess menjadi manajer.

The Tielman Brothers mungkin tak pernah mengklaim dirinya sebagai band asal Indonesia. Namun, tak dapat dipungkiri, darah yang mengalir pada tubuh mereka adalah darah Maluku. Bahkan, mereka memulai kariernya di Surabaya sejak 1945.

Hanya saja, pada 1956, keluarga Tielman hijrah ke Breda, Belanda. Saat itulah The Tielman Brothers merekam album mereka dan mulai 'menjajah' dunia rock bekas penjajah Indonesia itu, bahkan Eropa.

Publik Eropa kerap menjuluki mereka dengan nama 'The Godfather of Dutch Rock 'n' Roll'. Musik mereka disebut dengan nama Indorock, sehingga mereka dijuluki 'The Uncrowned King of Indorock'. Hingga akhirnya pada 1976, grup musik ini bubar, karena publik telah jenuh dengan permainan mereka yang tidak berkembang.

Kini, grup musik itu tinggal menyisakan Andy Tielman. Ponthon, Loulou, dan Reggie telah meninggal dunia. Jane, vokalis saat grup ini bernama TheTimor Rhytm Brothers wafat pada 1993, disusul Loulou setahun kemudian di Australia. Sementara Ponthon wafat di Jember, Jawa Timur pada 2000 silam.

Kenangan publik musik rock terhadap mereka memang tak dapat terlupakan. Sayangnya, di negeri kelahiran mereka, nama peletak dasar revolusi rock 'n' roll ini justru tak seharum di Eropa. [I4]

1 comment:

Gilang Kinasihan said...

iah, aku baru tau ^__^ *dasar gag gaul*

hheu aku uda donlot videonya dari YouTube,huaa hampir gag percaya itu dari Indo, kewren abiss... sayang kurang apresiasi dari org Indo/ pemerintah sendiri.

jadi inget Tante Anggun & Kakek Daniel Sahuleka *bener gag nulis namanya* yg milih hengkang dari NKRI tercingta..

KK kalo uda beken trus mao go internasional ttp pake atribut WNI iah...

*jaka sembung bawa palang. gag nyambung, lang..!* :p